Paronikia

Paronikia atau Cantengan adalah suatau reaksi peradangan mengenai lipatan kulit dan jaringan di sekitar kuku. Paronikia akut paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, umumnya Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa, sedangkan Paronikia kronis disebab oleh jamur Candida albicans .
Paronikia ditandai dengan jaringan kuku menjadi lembut dan membengkak serta dapat mengeluarkan pus (nanah), kuku bertambah tebal, berubah warna dan membentuk garis
punggung melintang . Bila infeksi telah kronis, maka terdapat cerah horizontal pada dasar kuku biasanya menyerang 1-3 jari .
        Penyakit ini berkembang pada orang-orang yang tangannya lama terendam air; kalau jari terluka sedikit saja, maka basil atau jamur akan merusak jaringan sekitar kuku. Penderita diabetes atau kekurangan gizi lebih mudah  diserangnya .
     Lebih banyak terjadi pada wanita, kadang-kadang penyakit ini muncul pada anak-anak, khususnya yang gemar menghisap jari tangannya. Setiap jari tangan dapat terkena, tetapi yang lebih sering adalah jari manis dan jari kelingking

GAMBARAN KLINIS
A. Paronikia Akut
     Penyebab paronikia akut yang sering adalah: Staphylococcus aureus, (80%) sedangkan sisanya adalah Streptococcus dan bakteri gram negatif lain. Paronikia superfisial tampak sebagai daerah kemerahan, nyeri tekan di sekitar lipat kuku, bengkak, adanya abses intra kutikular atau sub kutikular dan dapat juga pada sisi lateral lipat kuku. Paronikia yang dalam memberikan gambaran pembengkakan yang nyeri bila ditekan dan selulitis hampir di seluruh jaringan proksimal kuku, yang paling sering dalam eponikium. Pada awal sebelum pengobatan antibiotika tidak terlihat adanya pus dan setelah pengobatan akan terbentuk pus yang terlokalisasi . Infeksi bakteri pada lipat kuku sering terjadi sekunder karena trauma seperti kebiasaan mengisap dan menggigit kuku, kesusuban atau tertusuk paku, adanya luka lama dan perawatan kuku yang salah dengan pemakaian alat yang tidak steril yang dapat mengakibatkan robeknya kutikula

B. Paronikia Kronis
      Berdasarkan etiologinya dibagi menjadi primer dan sekunder. Pada keadaan primer ada nyeri dan pembengkakan lipat kuku lateral dan posterior, eritematosa tampak berkilat. Kutikula biasanya terlepas dari lempeng kuku yang merupakan gambaran diagnostik penting.
      Pada stadium awal lempeng kuku masih tampak normal; dengan proses lanjut daerah lempeng kuku bagian proksimal dan lateral mengalami perubahan warna bahkan distropi. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita terutama pada usia 30-60 tahun. Kadang-kadang muncul pada anak-anak yang gemar mengisap jari tangannya .
     Etiologi dihubungkan dengan perendaman tangan dalam air yang berlangsung lama. Penyakit ini banyak terjadi pada ibu rumah tangga, tukang masak, perawat, orang dengan pekerjaan yang berhubungan dengan ikan seperti nelayan, penjual ikan, pekerja kantin (catering), penyakit sistemik yang merupakan predisposisi seperti kencing manis (DM) .
     Peradangan ringan yang berlanjut pada lipat kuku sering diikuti serangan akut yang terbentuk bintik-bintik pus yang dapat diketahui dengan penekanan jaringan lipat kuku akan keluar material seperi keju. Pus terbentuk dalam kantong di bawah lipat kuku; tidak terlihat adanya abses dalam perinikium.
    Serangan akut dan kronis yang berulang-ulang menyebabkan perubahan warna lempeng kuku bagian proksimal dan lateral seperti warna kuning, coklat atau kehitaman. Perubahan warna ini disebabkan oleh dihidroksi aseton yang dihasilkan organisme dalam lipat kuku. Pseudomonas memberikan warna khusus hijau atau biru tergantung dari spesies Pseudomonas. Pseudomonas pyocyanea memberikan warna hijau karena pigmen piosianin, sedangkan Pseudomonas aeruginosa warna hijau.
Paronikia Candida mempunyai tanda sebagai berikut :
1. Kurangnya rasa sakit.
2. Pada perabaan kurang hangat, jika dibandingkan dengan paronikia bakterial.
3. Tidak adanya pus atau nanah.
4. Berjalan secara kronis.
5. Sering disertai onikolisis
     Pada paronikia Candida, lempeng kuku dipengaruhi secara sekunder. Lempeng kuku kelihatan lebih gelap, cembung, kadang-kadang lebih tipis, jarang terdapat adanya sub ungual hiperkeratosis. Sedangkan pada Candidiasis kuku klinis ditandai dengan adanya sub ungual hiperkeratosis. Gambaran klinis Candidiasis kuku sulit dibedakan dari tinea unguium.
     Perbedaan dapat diketahui dengan cara biakan jamur dengan adanya jamur Candida dan respon pengobatan yang tidak baik dengan griseofulvin. Sedangkan pada tinea unguium, biakan tumbuh jamur penyebab dermatofit, respon pengobatan dengan griseofulvin membaik.
    Pada Paronikia sekunder, infeksi kuku biasanya disebabkan oleh : Hendersonula toruloidea atau Scytalidium hyalinum. Mekanisme terjadinya paronikia kronis sekunder serupa dengan paronikia primer. Gangguan pertama berupa lepasnya eponikium dari lempeng kuku akibat perendaman dalam air yang berlangsung lama. Paparan tersebut menyebabkan kutikula lunak dan akhirnya lepas, sehingga terjadi invasi bakteri dan jamur.

No comments:

Post a Comment